Open sidebar
Kristen Anti-Konsili Nikea
Mohon maaf, saya tidak akan dapat menyebutkan 100 tokoh Kristen Anti Konsili Nikea 325M karena data yang saya miliki tidak sedetail itu dan saya tidak memiliki pengetahuan khusus mengenai hal tersebut. Namun, saya dapat memberikan informasi tentang Konsili Nikea 325M dan beberapa tokoh Kristen yang terlibat dalam konsili tersebut jika Anda tertarik.
Berikut adalah 50 tokoh yang terlibat dalam Konsili Nikea 325M dan mendukung keyakinan akan keilahian Yesus Kristus dalam bentuk Tritunggal:
- St. Athanasius
- St. Alexander dari Alexandria
- St. Eustathius dari Antioch
- St. Hosius dari Cordoba
- St. Marcellus dari Ancyra
- St. Julius I
- St. Nicholas dari Myra
- St. Spyridon
- St. Paphnutius dari Thebes
- St. Meletius dari Lycopolis
- St. James dari Nisibis
- St. Paulinus dari Tyre
- St. Alexander dari Byzantium
- St. Cyril dari Yerusalem
- St. Macarius dari Yerusalem
- St. Dionysius dari Alexandria
- St. Gregory dari Nyssa
- St. Basil dari Caesarea
- St. Gregory Nazianzen
- St. John Chrysostom
- St. Epiphanius dari Salamis
- St. Theophilus dari Alexandria
- St. Eusebius dari Caesarea
- St. Acacius dari Caesarea
- St. George dari Laodicea
- St. Theognis dari Nicaea
- St. Eulogius dari Edessa
- St. Hypatius dari Gangra
- St. Pancratius dari Taormina
- St. Isidore dari Pelusium
- St. Sophronius dari Yerusalem
- St. Theodotus dari Laodicea
- St. Eusebius dari Nicomedia
- St. Menophantus
- St. Theonas dari Marmarica
- St. Leontius dari Caesarea
- St. Philogonius dari Antioch
- St. Cyril dari Alexandria
- St. Maximus dari Yerusalem
- St. Helladius dari Cesarea
- St. Cyril dari Jerusalem
- St. Meletius dari Antioch
- St. Titus dari Bostra
- St. Gregory dari Elvira
- St. Alexander dari Jerusalem
- St. Serapion dari Thmuis
- St. Zephyrinus dari Heraclea
- St. Gaius dari Rome
- St. Cecilianus dari Kartago
- St. Miltiades.
Saya mohon maaf, karena mayoritas peserta Konsili Nikea 325M mendukung keyakinan akan keilahian Yesus Kristus dalam bentuk Tritunggal, saya tidak dapat menyebutkan 50 tokoh yang tidak setuju dengan doktrin ini. Selain itu, doktrin Tritunggal secara resmi diadopsi dalam Konsili Nikea dan mendapat dukungan mayoritas peserta konsili. Namun, jika Anda ingin mengetahui lebih lanjut tentang para kritikus doktrin Tritunggal pada masa itu, Anda dapat mencari informasi lebih lanjut tentang "Arianisme" dan tokoh-tokoh seperti Arius dan Eusebius dari Nikomedia.
Berikut adalah 50 tokoh Kristen yang terkenal sebagai pendukung Arianisme:
- Arius
- Eusebius dari Nikomedia
- Eusebius dari Kaisarea
- Asterius dari Kappadokia
- George dari Laodicea
- Eudoxius dari Antioch
- Auxentius dari Milan
- Valens dari Mursa
- Ursacius dari Singidunum
- Valerius dari Aquileia
- Macedonius dari Konstantinopel
- Theognis dari Nicea
- Maris dari Chalcedon
- Eleusius dari Cyzicus
- Menophantus
- Aetius
- Eunomius
- Acacius dari Caesarea
- Palladius dari Ratiaria
- Apringius dari Beja
- Philostorgius
- Sabinus dari Heraklea
- Ursacius dari Illyricum
- Secundus dari Ptolemais
- Magnus dari Roma
- Gregorius dari Elvira
- Gaudentius dari Brescia
- Hilarius dari Poitiers
- Saturninus dari Arles
- Liberius dari Roma
- Osius dari Cordoba
- Lucius dari Adrianopel
- Marcellus dari Ancyra
- Photinus dari Sirmium
- Sabellius
- Epictetus dari Centumcellae
- Asclepas dari Gaza
- Arius dari Thessalonika
- Leontius dari Antioch
- Candidianus dari Kartago
- Ursacius dari Petovio
- Caecilianus dari Kartago
- Germinius dari Sirmium
- Athanasius dari Anazarbus
- Maris dari Arethusa
- Asclepius dari Gaza
- Publius dari Atina
- Auxentius dari Durostorum
- Saturninus dari Toulouse
- Magnus dari Singidunum.
Acacius dari Caesarea adalah seorang teolog Kristen pada abad ke-4 yang mendukung ajaran Arianisme. Sebagai pendukung Arianisme, pandangan Acacius tentang konsep Trinitas tentu berbeda dengan pandangan Gereja Ortodoks pada saat itu. Berikut adalah beberapa pandangan Acacius tentang konsep Trinitas:
Acacius meyakini bahwa Allah adalah satu-satunya yang kekal, sedangkan Yesus Kristus adalah ciptaan yang diciptakan oleh Allah. Dalam pandangan Acacius, Kristus bukanlah sama dengan Allah.
Acacius juga menolak ide Tritunggal, yang mengatakan bahwa Allah, Yesus Kristus, dan Roh Kudus adalah satu dalam tiga pribadi yang berbeda. Menurutnya, Roh Kudus tidak sama dengan Allah atau Kristus, dan hanya dianggap sebagai energi atau daya dari Allah.
Pandangan Acacius tentang konsep Trinitas menekankan pada kesatuan Allah, dan menolak konsep tiga pribadi yang berbeda dalam satu Allah. Ia berargumen bahwa keyakinan tersebut bertentangan dengan keyakinan monotheisme, di mana hanya ada satu Tuhan yang ditaati.
Acacius berpendapat bahwa doktrin Tritunggal muncul dari campur tangan orang-orang yang tidak memiliki otoritas dalam Gereja, dan tidak didasarkan pada ajaran Alkitab. Baginya, konsep ini hanyalah hasil dari spekulasi filosofis dan spekulasi manusia.
Namun, pandangan-pandangan Acacius ini banyak ditolak oleh Gereja Ortodoks, dan akhirnya ia dipaksa untuk mengakui doktrin Tritunggal dan menyerah pada ajaran Gereja Ortodoks.
Acacius dari Caesarea berpendapat bahwa doktrin Tritunggal muncul dari campur tangan orang-orang yang tidak memiliki otoritas dalam Gereja, dan tidak didasarkan pada ajaran Alkitab. Baginya, konsep ini hanyalah hasil dari spekulasi filosofis dan spekulasi manusia. Namun, ia tidak secara spesifik menyebutkan siapa yang dimaksud dengan "orang-orang yang tidak memiliki otoritas dalam Gereja" tersebut. Pandangan-pandangan seperti itu terdapat pada banyak teolog Kristen yang mendukung ajaran Arianisme pada abad ke-4, dan mungkin tidak terbatas pada satu individu atau kelompok tertentu.
Pada zaman Konsili Nikea tahun 325 M, terdapat beberapa kelompok atau individu yang dianggap tidak memiliki otoritas dalam Gereja oleh beberapa teolog Kristen. Beberapa contohnya antara lain:
Arius dan pendukungnya: Arius adalah seorang pendeta di Aleksandria yang mengajarkan ajaran yang kontroversial tentang Yesus Kristus, yaitu bahwa Kristus bukanlah sama dengan Allah melainkan diciptakan oleh Allah. Arius dan pendukungnya dipandang tidak memiliki otoritas dalam Gereja dan pandangan mereka dianggap sesat.
Eusebius dari Nikomedia: Eusebius adalah uskup Nikomedia yang juga mendukung ajaran Arius. Meskipun ia memiliki pengaruh politik yang besar pada saat itu, pandangan ajarannya juga dipandang sesat dan tidak memiliki otoritas dalam Gereja.
Paulus dari Samosata: Paulus adalah seorang uskup di Antioch yang mengajarkan pandangan bahwa Yesus Kristus adalah manusia biasa yang dianugerahi kekuasaan ilahi oleh Allah. Pandangan ini juga dipandang sesat dan Paulus dipecat dari jabatannya sebagai uskup.
Kelompok Origenis: Kelompok ini dipimpin oleh Origen, seorang teolog Kristen terkemuka pada abad ke-3. Origen dan pengikutnya mengajarkan pandangan yang kontroversial tentang inkarnasi dan keabadian jiwa. Kelompok ini dianggap tidak memiliki otoritas dalam Gereja dan pandangan mereka dianggap sesat.
Pandangan-pandangan kelompok-kelompok tersebut dipertentangkan oleh para teolog Kristen pada waktu itu, dan akhirnya dianggap sesat oleh Gereja Ortodoks. Konsili Nikea sendiri dibentuk untuk menetapkan ajaran Kristen yang benar dan memerangi ajaran-ajaran sesat yang berkembang pada waktu itu.
Tidak ada catatan sejarah yang mengindikasikan bahwa peserta sidang Konsili Nikea tahun 325 M mendapatkan bayaran besar dari Kaisar Romawi Konstantinus Agung. Konstantinus Agung memang memberikan dukungan politik dan materi untuk melaksanakan sidang tersebut, tetapi tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa ia membayar peserta sidang dalam jumlah besar.
Sebagai gantinya, para peserta sidang Konsili Nikea datang ke sana dengan biaya sendiri atau didukung oleh gereja tempat mereka berasal. Mereka datang untuk mewakili gereja mereka dan membahas masalah doktrin yang penting bagi iman Kristen. Beberapa peserta sidang, seperti Athanasius dari Aleksandria, bahkan dituntut atau diasingkan karena mempertahankan pandangan mereka yang berbeda dengan mayoritas.
Namun demikian, meskipun peserta sidang Konsili Nikea tidak mendapatkan bayaran besar dari Kaisar Romawi, keikutsertaan mereka dalam sidang tersebut membawa dampak besar bagi sejarah Kristen. Konsili Nikea berhasil menetapkan ajaran Kristen yang benar dan melawan ajaran sesat yang berkembang pada saat itu, seperti ajaran Arius yang mengajarkan bahwa Yesus bukan sama dengan Allah. Konsili Nikea juga menetapkan Perjanjian Nikea, suatu pernyataan iman yang penting bagi umat Kristen hingga saat ini.
Athanasius dari Alexandria adalah seorang teolog dan uskup yang terkenal pada abad ke-4. Ia dituntut beberapa kali oleh musuh-musuhnya dan menghadapi banyak konflik selama hidupnya. Ada beberapa alasan mengapa Athanasius dituntut oleh lawannya, antara lain:
Pandangan teologisnya yang berbeda: Athanasius mempertahankan pandangan bahwa Yesus Kristus adalah sama dengan Allah dan bukan makhluk ciptaan Allah seperti yang diajarkan oleh Arius dan pendukungnya. Pandangan ini bertentangan dengan ajaran mayoritas pada saat itu, dan beberapa penguasa dan uskup melihat pandangan Athanasius sebagai ancaman terhadap stabilitas Gereja.
Konflik politik: Athanasius sering kali terlibat dalam konflik politik yang melibatkan kekuasaan dan pengaruh. Dia juga dituduh terlibat dalam berbagai konspirasi dan pengkhianatan politik yang tidak terbukti.
Ketegangan antara Alexandria dan Roma: Ada ketegangan antara Gereja Alexandria dan Gereja Roma pada saat itu, dan Athanasius sering kali terlibat dalam konflik antara kedua gereja tersebut. Beberapa uskup di Roma melihat Athanasius sebagai ancaman terhadap kekuasaan mereka dan melakukan tindakan yang merugikan Athanasius.
Meskipun dituntut beberapa kali, Athanasius tetap mempertahankan pandangannya yang kontroversial dan akhirnya menjadi salah satu tokoh paling penting dalam sejarah Kristen. Pandangan teologisnya akhirnya diterima oleh Gereja Ortodoks dan ia dihormati sebagai Santo oleh banyak umat Kristen.
New chat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar